Pra-mediasi: Mempersiapkan Diri Memasuki Ruang Mediasi
12 Februari 2018Menyiapkan proses mediasi ternyata tidak cukup dengan mempelajari teknik-teknik bermediasi, namun setiap mediator juga perlu membangun suasana yang kondusif untuk memasuki tahap mediasi. Melihat kebutuhan tersebut, Conflict Resolution Unit (CRU) bekerja sama dengan Az Law mengadakan pelatihan pra mediasi penyelesaian konflik sumber daya alam dan lahan.
Kondisi pra-mediasi yang kondusif mempengaruhi efektifitas proses mediasi. Tanpa adanya kondisi yang kondusif, bukan tidak mungkin, proses mediasi yang sedianya dimulai akan mundur atau bahkan kesepakatan yang dihasilkan tidak diterima oleh semua para pihak. Melihat adanya potensi terjadinya hal tersebut, CRU yang salah satu misinya adalah mempromosikan praktek terbaik bermediasi untuk penyelesaian konflik sumber daya alam bekerja sama dengan Az Law untuk mengadakan pelatihan pra mediasi. Pelatihan ini terutama diperuntukkan bagi mediator pemula (yang telah mengikuti pelatihan mediator dan mendapat sertifikat) dan staf perusahaan sektor lahan yang lingkup kerjanya bersinggungan atau mengelola konflik.
Pelatihan pra mediasi penyelesaian konflik lahan dan sumber daya alam diselenggarakan pada tanggal 7 hingga 9 Februari 2018 di Jakarta. Pelatihan diikuti oleh 26 peserta yang terdiri dari perwakilan organisasi sipil dan perusahaan yang bergerak di sektor berbasis lahan. Selama tiga hari, peserta dipandu oleh pengajar dan praktisi mediasi sumber daya alam untuk mendapatkan pengetahuan, mengasah ketrampilan terkait mediasi untuk membangun kapasitas diri yang cukup sebagai persiapan memasuki forum mediasi. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan ini setiap peserta mampu mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan dan mampu membangun suasana kondusif untuk proses mediasi.
“Kami mendapatkan banyak masukan terutama dari peserta pelatihan sebelumnya, bahwa selain teknik bermediasi, juga perlu dibekali pengetahuan tentang pra-mediasi, yaitu bagaimana menyiapkan diri, kondisi untuk memasuki forum mediasi”, kata Falatehan Zainy, Program Manager dari CRU dalam sambutan pembukaan acara pelatihan.
Bagi para mediator pemula, memasuki forum mediasi adalah tantangan tersendiri. Bekal sertifikat sebagai tanda telah diakuinya kemampuan dari penguasaan teknik-teknik mediasi (melalui pelatihan) dirasa masih kurang bagi beberapa peserta. Seperti diungkapkan Ami, staf LBH Padang kepada CRU.
“Walaupun sudah mengikuti pelatihan sertifikasi mediator dan mendapatkan sertifikat, saya masih kurang percaya diri untuk memediasi. Pelatihan pra mediasi ini, menyegarkan pikiran saya terutama melalui simulasi-simulasi selama pelatihan”, ungkap Ami.
Simulasi dan permainan memang menjadi pemelihara energi peserta dalam pelatihan pra mediasi ini. Sebagaimana pada pelatihan sertifikasi mediator, pengajar dan fasilitator mengajak para peserta berpraktik layaknya seorang mediator sementara yang lainnya sebagai para pihak. Latihan ini membantu peserta untuk memvisualisasikan forum mediasi sehingga diharapkan dapat mempertajam ketrampilan yang dibutuhkan untuk bermediasi.
Sementara itu dari para staf perusahaan yang turut serta ikut dalam pelatihan ini, mengungkapkan antusiasmenya dalam pelatihan ini. Terlebih pada pelatihan ini, peserta dari staf perusahaan duduk bersama dengan para peserta perwakilan organisasi sipil.
“Di pelatihan bersama, kita sama-sama belajar tentang mediasi untuk menyelesaikan konflik, jadi pengalaman yang baru”, ungkap salah satu peserta staf perusahaan.
Simulasi yang dilakukan bersama staf perusahaan juga membangun kepercayaan para mediator pemula.
“Kita jadi bisa membayangkan kondisi riil mediasi dengan perusahaan, cara berpikir mereka, (karena) mereka dari perusahaan, jadi lebih pede bisa”, ungkap Rahma, peserta dari Sumatera Barat.
Selain simulasi persiapan mediasi para peserta juga dibekali dengan berbagai strategi negosiasi. Strategi ini digunakan untuk merumuskan dan mengakomodir kepentingan yang akan diperjuangkan melalui proses mediasi dan proposal tawaran penyelesaian konflik. Dengan pembekalan khusus ini, para peserta diharapkan dapat menggunakan strategi dan taktik negosiasi secara efektif.
Penyelenggaraan pelatihan pra mediasi merupakan salah satu upaya dari CRU untuk mempromosikan praktik terbaik bermediasi untuk penyelesaian konflik lahan dan sumber daya alam. Potensi keberhasilan suatu proses mediasi dalam menyelesaikan konflik dapat diperkuat dengan membangun suasana yang kondusif bagi para pihak untuk bermediasi. Dimulai dari dibangunnya suasana pra mediasi yang kondusif lalu pelaksanaan mediasi dengan praktik terbaik, diharapkan diperoleh kesepakatan yang diterima dan dijalankan oleh para pihak. (RN/CRU)
Keterangan foto: Setiap sesi dalam pelatihan pra mediasi dirancang untuk membangunkan suasana yang kondusif. Suasana yang kondusif bagi para pihak merupakan prasyarat sebelum proses mediasi dilangsungkan